Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Senin, September 03, 2012

Kibaran Bendera Malaysia di Ujung Selatan


"Diselidiki, Pengibaran Bendera Malaysia di Thailand Selatan. Bendera Thailand Dibakar, Bendera Malaysia Berkibar."

Kawasan selatan Thailand, tepatnya di Provinsi Narathiwat mengalami serangkaian serangan. Selain insiden peledakan bom, ada pula upaya pengibaran bendera Malaysia di beberapa tempat.

Pejuang pro-kemerdekaan Patani di Thailand selatan meluncurkan gelombang serangan bom pada Jumat di suatu acara pada Thailand selatan. Peristiwa ini terkordinasi dengan baik yang terjadi di negara yang majority budha ini.

Pihak berwenang Malaysia dan Thailand akan menyelidiki pengibaran bendera nasional Malaysia dalam serangkaian gangguan terbaru di Thailand Selatan, kata seorang menteri senior, Minggu.

Menteri Dalam Menteri Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan pemerintahnya memandang insiden itu serius, dan Kementerian Dalam Negeri akan meluncurkan penyelidikan masalah itu dengan rekan Thailand.

Pejuang pro-kemerdekaan Patani melancarkan serangkaian serangan simbolis di Thailand yang majority berpenduduk Melayu Muslim pada Jumat, membakar bendera nasional Thailand, sementara bendera Malaysia Jalur Gemilang dikibarkan.

Hishammuddin menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut berkaitan dengan insiden itu, dan mengatakan apa yang ada di balik pengibaran bendera Malaysia itu tetap tidak diketahui.

"kami memiliki unit khusus untuk menyelidiki insiden itu," katanya.
 


Sebanyak 102 insiden serangan yang terkait dengan perjuangan kemedekaan diri umat Melayu melanda empat provinsi perbatasan selatan Thailand pada Jumat (31/8/2012) pagi, wakil juru bicara Komando Operasi Keamanan Internal (ISOC) Pramote Prom-in mengatakan.

Kolonel Pramote mengatakan bom-bom dan benda mencurigakan ditanam di banyak daerah oleh masyarakat Patani. Bendera Thailand juga dibakar dan bendera Malaysia dikibarkan untuk menandai ulang tahun ke-55 Hari Nasional Malaysia, 31 Agustus.

Ada 44 insiden di delapan distrik di provinsi Narathiwat, 34 di distrik Muang, Yaha dan Bannang Sata di provinsi Yala, 12 di distrik Muang dan Yarang di provinsi Patani dan 12 lainnya di selatan provinsi Songkhla.

Polis mengatakan "Seperti-Bom" perangkat itu ditemukan setidaknya di beberapa lokasi dari tiga provinsi berpenduduk majority Melayu yang berbatasan dengan Malaysia yang berpenduduk majority Muslim.
Sebagian besar perangkatnya palsu atau bom tiruan, tapi setidaknya lebih dari selusin perangkat atau bom tersebut berhasil meledak dan melukai beberapa anggota tentara kolonial.

Banyaknya insiden itu memaksa kepala Badan Keamanan Negara Jenderal Polisi Wichien Photesposri memimpin langsung penyelidikan di sana. "Saya akan memantau beberapa daerah, serta melihat beberapa rekaman kamera pengintai," ujar dia.

Serangan itu kebanyakan terjadi Sabtu pagi, berselang sehari usai perayaan kemerdekaan Malaysia.

Petugas keamanan dapat menjinakkan sebagian besar bom, tetapi enam tentara terluka oleh ledakan di berbagai wilayah Narathiwat pagi ini (31/8/2012), katanya. "Kami percaya bahwa pelaku ingin insiden-insiden tersebut menjadi berita utama dan mereka memilih untuk bertindak pada 31 Agustus, yang bertepatan dengan hari nasional" kata Kolonel Pramote. "Mereka [para pejuang pro-kemerdekaan Patani] ingin membangkitkan di wilayah tersebut."

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengatakan ia telah memerintahkan Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional (NSC) Wichean Potphosri untuk mengunjungi Selatan pada Sabtu (1/9/2012) untuk mengawasi situasi di sana.

Boonsom Thongsriprai, ketua Federasi Tiga Guru Perbatasan Provinsi Selatan, mengatakan ia yakin para pejuang pro-kemerdekaan Patani ingin memamerkan kekuatan mereka.

Meskipun tidak ada guru yang tewas atau terluka dalam insiden pagi itu, masyarakat setempat baik secara langsung maupun tidak langsung telah terkena dampak, terutama guru, ia menambahkan.

Banyak guru di Patani, Yala dan Narathiwat ketakutan oleh insiden terbaru dan mengakui bahwa mereka telah kehilangan keberanian dan tidak memiliki kepercayaan dalam keselamatan mereka, katanya.

Boonsom mengatakan dia telah berhubungan dengan para kepala sekolah di tiga provinsi selatan untuk mempertimbangkan penutupan sementara sekolah-sekolah mereka untuk alasan keamanan, jika itu diperlukan.

Sebuah “obor revolusi kemerdekaan Paani” ini muncul kembali pada bulan Januari 2004, setelah memanas selama beberapa dekade terakhir. Semenjak itu, 5.206 orang telah tewas dan 9.137 terluka, dan lebih dari 11.000 insiden, atau sekitar 3,5 insiden dalam sehari, di tiga provinsi selatan dan empat distrik di Songkhla sejak perjuangan pro-kemerdekaan Patani dari cengkraman penjajah colonial Buddha Siam-Thailand meletus lagi pada Januari 2004, menurut Tonton Deep South Watch, sebuah organisasi yang memantau kekerasan.

Pattani, Yala dan Narathiwat telah menjadi saksi bisu kontak senjata dan serangan bom yang hampir setiap hari  terjadi sejak Januari 2004. Tiga provinsi dulunya bagian dari kesultanan Muslim Melayu sampai dicaplok independen oleh penajah Thailand pada tahun 1909.

Baru-baru ini, siaran rekaman televisi menunjukan kelompok pejuang pro-kemerdekaan Patani menyerang empat tentara Thailand bulan lalu memicu reaksi dan perhatian publik.

Berturut-turut pemerintah telah banyak menghabiskan lebih dari 160 miliar baht ($ 5 miliar) selama delapan tahun terakhir hanya untuk meredam kekerasan yang terjadi di daerah-daerah konflik tersebut.

1 komentar: