Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Selasa, Mei 27, 2014

Pemerintah Thai Bersikap Diskriminatif

Kebiadaban tentara Thailand terhadap umat Bangsa Melayu di Patani sebenarnya telah mengakar sejak berdirinya negeri gajah putih itu. Ini tidak hanya menyangkut soal ketegangan budaya tetapi juga soal ketegangan berbangsa. 
Bangsa Thai yang majority beragama Budha kelihatannya belum menerima orang Patani sebagai masyarakat sebangsa. Secara geografis Patani diklaim sebagai wilayah kerajaan Thai, tetapi sebaliknya secara demografis dan kultural Patani selalu dilihat sebagai bangsa lain yang kehadirannya dianggap mengganggu keutuhan bangsa itu, akibatnya mereka didiskriminasi karena berbeda ras dan berbeda etnis, dengan demikian juga beda kultur. Perbedaan itu yang membuat pemerintah Thai bersikap diskriminatif bahkan cenderung diekpresikan dengan tindak kekerasan baik yang terbatas maupun massal.

Sabtu, Mei 24, 2014

Pelanggaran HAM Berat di Thailand Selatan



HAM merupakan singkatan dari hak asasi manusia, yang berarti hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir dan tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya. Hal ini menandakan jika hak asasi manusia atau HAM merupakan hak dasar dan hak pokok yang dimiliki tiap manusia, tanpa terkecuali, sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan. Namun dalam penerapannya, banyak terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM. Banyak terjadi penyelewengan dan penyalahan HAM yang berlaku terhadap etnis Melayu yang berbangsa PATANI di Thailand Selatan. Sebelum ini telah banyak diulas kasus pelanggaran HAM di Thailand Selatan dalam koran tempatan maupun koran di dunia internasional. Lalu kasus pelanggaran HAM apa sajakah yang masuk dalam kasus pelanggaran HAM berat terbesar di Thailand Selatan..?

Itu hanya sedikit informasi yang bisa update mengenai kasus pelanggaran HAM yang terberat. Sebagai manusia sosial, tentu kita harus menegakkan hukum HAM dengan menghormati HAM masing-masing individu dan tidak melakukan pelanggaran. Jika itu sudah dilaksanakan, maka perdamaian akan tercipta hingga tidak ada lagi yang namanya perang, konflik atau pertikaian antar negara, ras, suku atau bangsa di PATANI Selatan Thailand ini.








Kamis, Mei 22, 2014

Usul Melayu Patani Ditolak



Jika rakyat Melayu Patani pergi tinggal tempat
Ketika penguasa penjajah Siam berpidato
Penguasa harus hati-hati
Barangkali rakyat bangsa Melayu Patani putus asa
.
Kalau rakyat Melayu bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
.
Bila rakyat bangsa Melayu Patani berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa penjajah Siam
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
.
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan !!
Kibarkan 'Obor Revolusi'


Jumat, Mei 16, 2014

Kibar Spanduk Menunut HAK


Terdapat berapa spanduk dan spray warna terukir pada benteng kembali suara di Patani, Selatan Thailand, Senin (19/05/2014). Spanduk itu dikibarkan mendukung simposium perjuangan kebebasan Melayu Patani dalam mempresentasikan perjuangan masyarakat Melayu di salah satu kabupaten Thepa provinsi Songkla. Aksi itu sekaligus untuk mengecam semua bentuk pelanggaran 'Hak Pertuanan' di tanah rumpun Melayu olehi pihak pemerintah kolonial Siam Thailand

Sejumlah spanduk yang membentangkan merupakan perjuangan untuk kemerdekaan penuh bagi Patani, dalam tulisan itu bermaksud 'Hey penjajah Siam-Thailand, kembalikan hak pertuanan kepada Bangsa Melayu Patani'.

Menurut pengertian spanduk dan pamflet yang berisi tuntutan agar segera mengusut tuntas kasus pelanggaran hak kemerdekan pada bangsa yang masih dibawah pemerintahan kolonial yang terjadi selama ini di Patani.

Meskipun pengibaran spanduk yang diklaim oleh Pemerintah Thailand sebagai lambang dari perlawanan pro kebebasan Bangsa Melayu Patani, polis telah melakukan pengamanan pembentangan spanduk tersebut. Namun, suasana kabupaten Thepa tetap berjalan normal dan kondusif. 






Rabu, Mei 07, 2014

Hanya Satu Jalan 'Revolusi'




Revolusi adalah perubahan, perubahan yang cepat. Seperti Badai memporak-porandakan semua yang dilaluinya. Menghancur-leburkan semua tatanan yang lemah. Menggilas siapapun yang mencoba menantang.

Revolusi seperti Badai. Tidak akan ada seorangpun menyadarinya (bagi yang tidak merencanakannya) kapan dia datang dan kapan akan berhenti. Tidak seorangpun mengetahui bagaimana mengantisipasinya. Tidak ada seorangpun yang dapat menghadangnya.

Revolusi adalah momok bagi yang mati hatinya. Kehancuran bagi pecinta dunia, petaka bagi pengumpul harta, nestapa untuk yang miskin petunjuk.

Revolusi adalah kematian, pengorbanan dan darah. Pengujian tertinggi bagi loyality dan ketaatan. Tidak akan ada Revolusi kecuali harus ada korban karena penghambaan.

Revolusi adalah pemisah. Akan muncul jurang pemisah. Maka akan teranglah pemisah itu. Maka akan jelaslah perbedaan itu. Merobohkan yang samar dan keraguan. Memisahkan ikatan-ikatan dunia. Memisahkan Ideologi-ideologi. Memisahkan keyakinan-keyakinan.

Revolusi adalah Badai. Menghancurkan tatanan Penjajah memunculkan tatanan Hak Pertuanan. Seperti Badai setelah kehancuran dan kesedihan serta air mata juga darah, akan muncul keheningan dan damai.

Sabtu, Mei 03, 2014

Right Of Self Determination (RSD)

Memang bukan masyarakat Siam itu yang bersalah, tetapi ada yang salah dalam otak bangsa Thai, yakni kesalahan dalam memandang Comunity Melayu di wilayah Selatan, bangsa Siam ini mengaku metropolis, demokrat, tetapi dalam kenyataaannya belum bisa menerima perbedaan. Dimana ada demokrasi tanpa mengenal perbedaan pendapat, kalau tidak dalam bangsa yang masih rendah peradabannya yang belum setara dengan tuntutan demokrasi itu sendiri.

Jumat, Mei 02, 2014

Anak Menitipkan Nasib




Saya mencintai negeri ini. Saya tidak hendak hanya menitipkan nasib saya dan anak saya kepada kekuasaan tirani. Saya enggan menjadi penonton lagi. Saya akan menyambut ajakan anak bangsa, menggulung lengan, bersama-sama membangun negeri ini. Hanya bersama anak bangsa, saya percaya, bahwa saya bisa terus berlawan bila ia terus bangkit, tanpa takut kekuasaan penindas lagi, dengan harapan ku menemu sahabat pelangi membawa senyuman dan ketawa dari sinaran kedamaian nanti..

(Salam Anak Bangsa)