Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Rabu, Oktober 30, 2013

Putaran Pembicaraan Damai Akan Melanjut Usai Menyambut Peristiwa Tak Bai


Pemerintah Thailand mengatakan pihaknya siap untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian dengan para gerilyawan Melayu di Selatan Thai pada bulan depan.

Paradorn Pattanatabut, Kepala Dewan Keamanan Nasional (NSC), Selasa, menyampaikan pihak Thailand telah mengirimkan sinyal kepada fasilitator Malaysia dan Barisan Revolusi Nasional (BRN), satu kelompok induk gerilyawan selatan yang telah mengadakan tiga putaran pembicaraan damai dengan pihak berwenang Thailand sejak akhir Maret.

Namun, BRN tidak akan kemeja rundingan damai sekiranya pihak delegasi Thailand belum bisa menerima lima tuntutan yang telah disampaikan sebelum ini.

Awal bulan ini, NSC tanpa batas waktu menunda pembicaraan perdamaian babak berikutnya, awalnya dijadwalkan untuk 20 Oktober, mengatakan bahwa pihaknya "tidak siap" untuk melanjutkan negosiasi.

Kepala NSC, yang memimpin delegasi Thailand dalam pembicaraan, mengatakan keputusan itu juga dilakukan untuk menghindari pertemuan dengan BRN sehubungan ulang tahun kesembilan mendatang insiden Tak Bai, di mana sekitar 80 pengunjuk rasa tewas pada 25 Oktober 2004 di kabupaten Tak Bai, Narathiwat.

Dia mengatakan NSC prihatin BRN akan merujuk pembunuhan Tak Bai sebagai alasan untuk memaksakan tuntutan lagi.


Bahwa etnis Melayu mendominasi tiga provinsi perbatasan Selatan - Yala, Pattani, Narathiwat dan empat kabupaten di Songkhla telah diganggu dengan kekerasan oleh aparat pemerintah Thailand sejak awal tahun 2004.

Lebih dari 5.000 orang tewas dan lebih dari 9.000 lainnya terluka.


Selasa, Oktober 29, 2013

3 Anggota Gegana Jinakkan Bom Tewas

Tiga orang anggota pasukan penjinak bom Thailand tewas saat mencoba menjinakkan sebuah bom yang ditanam di sebuah ruas jalan di Thailand selatan, Senin (28/10/2013).

Polis mendeteksi sebuah bahan peledak ditanam di dekat ruas jalan distrik Bacho, Provinsi Narathiwat, kawasan bergejolak di Thailand.

Bom itu meledak saat akan dijinakkan dan menewaskan para anggota penjinak bom itu. Demikian penjelasan seorang perwira polis yang tak ingin disebutkan namanya.

"Mereka adalah anggota penjinak bom berpengalaman yang sudah lama bertugas di Thailand selatan," kata perwira itu.

Dia menambahkan, bom kedua ditemukan di ruas jalan yang sama dan berhasil dijinakkan tanpa menimbulkan korban jiwa.

Para pengamat mengatakan, geriliyawan kini sudah memiliki bom yang canggih dan kuat. Terkadang bahan peledak racikan itu dilengkapi "gotri" untuk memberi efek kehancuran yang makin hebat.

Anggota penjinak bom biasanya adalah yang pertama tiba di lokasi serangan atau begitu sebuah bom meledak. Akibatnya, mereka sangat rentan menjadi korban serangan bom kedua yang biasanya ditanam di dekat lokasi bom pertama.

Sudah hampir satu dekade angkatan senjata gerilyawan Melayu Patani di Selatan negara gajah putih ini memerangi pemerintah kolonial Bangkok Thailand. 

Para pejuang Kemerdekaan Patani memulai kembali tercetus 'Obor Revolusi Bersenjata' di wilayah itu sejak Januari 2004 mengakibatkan lebih dari 5.700 orang tewas.

Thailand Selatan sebelumnya merupakan sebuah Kesultaanan Melayu Patani sampai akhirnya di rebut oleh Kerajaan kolonial Budha Thailand pada tahun 1902.

Kelompak geriliya ini menuntut kemerdekaan untuk kawasan yang secara historis disebut PATANI, yang dianeksasi oleh kerajaan Thailand sekitar seabad yang lalu.


Kamis, Oktober 10, 2013

Pesta Bom 17 Kabupaten di Empat Provinsi Selatan..!!

Pemboman, pembakaran, dan serangan dengan menggunakan senjata api di pedalaman Thailand Selatan, Rabu (9/10), menewaskan dua petugas ranger dalam satu gelombang terbesar dan terkoordinasi yang diduga dilakukan oleh gerilyawan.
Serangan di Narathiwat, Yala, Pattani dan Songkhla tersebut lebih dari 40 serangan dilaporkan di seluruh 17 kabupaten di empat provinsi itu.

Sebelas serangan--enam pemboman, empat pembakaran, dan satu pencurian mobil tangki--dilaporkan di lima kabupaten Narathiwat, kata May. Jend. Pol. Patthanawuth Angkhanawin, Kepala Polis Provinsi Narathiwat.

Di Yala, 11 serangan bom dilaporkan terjadi terhadap mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Kabupaten Muang, Yaha dan Bannang Sta.

Tersangka gerilyawan mencuri satu mobil tangki kosong yang biasanya digunakan untuk mengangkut air dari Kabupaten Rueso di Narathiwat dan diisi dengan bahan bakar.

Mereka menyemprotkan bahan bakar tersebut ke satu bangunan di Kantor Polis Ja Kwa di Kabupaten Raman, Yala.

Polis melihat mereka saat mereka beraksi. Para penyerang melarikan diri sebelum mereka bisa membakar bangunan yang dibasahi bahan bakar itu.

Sebanyak 15 serangan dilaporkan di enam kabupaten Pattani, termasuk 12 pemboman ATM, satu serangan bom, satu pembakaran, dan gabungan serangan bom bensin serta penembakan.

Wakil Perdana Menteri Pracha Promnok, yang bertugas menangani keamanan dalam negeri, mengatakan serangkaian serangan tersebut dimaksudkan sebagai "pamer kekuatan tempur gerilyawan".

Thailand menempatkan sebanyak 60.000 prajurit di bagian selatan negeri itu, tempat hampir satu dasawarsa konflik telah menewaskan lebih dari 5.700 orang.

Senin, Oktober 07, 2013

Bertempur Dua Tewas Empat Gugur


Sekira enam orang termasuk dua orang tentera tewas dan empat geriliyawan Patani gugur dalam pertempuran sengit antara pihak keamanan Thailand dan pasukan pejuang Patani Minggu (06/10).  

Pertempuran mulai memanas saat militer kolonial Thailand dan kepolisian berupaya mencari basis pertahanan anggota geriliyawan, yang terletak di daerah Narathiwat. Daerah tersebut diketahui sebagai wilayah rawan konflik.

“Baku tembak yang terjadi di sini berlangsung dalam waktu yang lama,” jelas Juru Bicara Militer Thailand Selatan Kolonel Pramote Prom-In, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Senin (07/10/). 

“Korban tewas termasuk daftar buronan kami,” ditambahkan Prom-In.

Selain itu dalam penyerangan, militer Thailand juga menangkap tujuh orang yang diduga sebagai anggota geriliyawan Patani di Selatan Thailand. 

Konflik yang hampir terjadi satu dekade di selatan Thailand telah menelan korban sebanyak 5.700 jiwa. 

Untuk mencegah adanya pertumpahan darah lanjutan, Pemerintah Thailand usaha melakukan semacam perundingan setengah hati yang diprakarsai oleh Malaysia.