Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Sabtu, Juni 30, 2012

Masjid Kampung Aur, Nad Tanjung, Patani Darussalam



Terdapat sesetengah pihak, Masjid Kpg.Aur Nad Tanjung ini di perkirakan dibina lebih awal daripada Masjid Wadi al-Husain di Telok Manok.

Sebuah naskah Taqwin Islam pada tahun 1405 Hijriyah, yg di terbit oleh Majlis Agama Islam Nara
thiwat, menyebut bahwa Masjid Telok Manok telah berusia 350 tahun lamanya. Sekira di hitung tahun Hijriyah skrg 1433 usia maka Masjid Telok Manok mencecah 378 tahun lamanya.

Berarti pembinaan Masjid Telok Manok sekitar tahun 1634 M. (hampir 4 abad lamanya) masyaallah...

Kita lihat Masjid Kpg.Aur sangat unik masjid nya. Ukiran tangan dengan penuh seni kemalayuan dan keislaman.. ini melambangkan rakyat Patani telah lama wujudnya pakar seni ukir, sprt juga Masjid Teluk Manok di Narthiwat.












Senin, Juni 25, 2012

The Government of Thailand Aggressively Doing “Siamization”


Malay Patani is not only soaked in blood, the Government Of Thailand's Continued Atrocities Against Malay Patani Muslims.

Far in the islamic world and almost unheard in the media, the situation in Malay Patani is worsening. Murder and oppression are happening everywhere. Unfortunately, these are minimally exposed by the media. Since eight years ago, six thousands Malay Patani have been killed. Now, five thousand widows and orphans are living in Patani.

The Government considers Malay Patani terrorists, whereas are Patani fighters. Where Malay Patani used to be a country but was later seized by the government of colonial Siam 1909 M. It was from there that a number groups emerged to regain Patani.

Thailand's Government is an absolute Buddhist rule. They regard the Malay Patani as subordinates and rebels. Whereas, the number of Malay in Patani is about 1.5 millions.

The number of Malay Muslims is about 1.5 millions, but the total number is 1.8 millions in the three provinces, i.e. Yala, Patani and Narathiwat. Overall, the number of Muslims in Thailand is 4 millions.”

This condition is compounded with the politics of dividing the Muslims and society Buddhist. There are some Malay who support the Government, while the others fight for the liberation of Patani. But most people in Patani fight for ''right of self determination'' and defend their religion.

The Patani society generally support the measures of the struggles taken up by the various groups there, including war with arms against the government the Buddhist. .

Not only that, the Buddhist government of Thailand are very aggressively doing “Siamization” against the Malay Muslim Patani citizens. All places, and their way of life are Siamized by them.

Jumat, Juni 15, 2012

Budaya dan Dialek Melayu Patani


“…Untuk apa kita menyeberang pada budaya orang lain. Jika ada ladang yang terlantar, mengapa kita harus mengerjakan ladang orang lain”

Suatu seni budaya Melayu Patani dapat kita bertahan dan berkembang maka warisan seni budaya dapat dipelihara dan dihayati dari generasi kegenerasi berikutnya.  

Kenyataan itu seyogianya tidak dibiarkan begitu saja. Jika kita biarkan, itu berarti kita rela mengikis kekayaan budaya kita satu demi satu, sehingga akhirnya kita tidak punya budaya lagi sebagai jati diri. Buat sementara, kita mungkin kelihatan maju oleh budaya (Siam-Thailand) yang bersifat materialistis, individualistis dan hedonis itu. Tapi, sesungguhnya budaya itu tak punya makna. Sementara kita hidup bukan hanya sebatas mencari benda dan memuaskan nafsu, tetapi lebih-lebih mencari makna kehidupan. 

Jika seni budaya seperti sastra lisan Melayu tidak lagi dikenal dan terlepas dari medan budaya generasi muda, maka besar kemungkinan seni budaya itu akan terputus dari sejarahnya, lalu tenggelam dalam perjalanan puak atau suku bangsa (Siam-Thailand) tersebut. Inilah yang menyebabkan punahnya beberapa jenis budaya tradisional jati Melayu Patani. Menimbang jalan sejarah yang demikian, maka sastra lisan Melayu Patani juga dapat mengalami nasib serupa itu.  

Jika ada pembendaharaan budaya Melayu kita yang cukup potensial, untuk apa kita menyeberang pada budaya orang lain. Jika ada ladang yang terlantar, mengapa kita harus mengerjakan ladang orang lain.

Rabu, Juni 13, 2012

Rumpun Melayu Syurga Warisan

...Jati Diri Menjadi Tanda Tanya.

Selatan Thailand adalah jelas Melayu karena di sinilah warisan Kesultanan Patani yang kini terbagi empat wilayah Melayu yaitu Yala (Jalo), Narathiwat (Menara), Pattani dan Songkhla. Nama Melayu Songkhla yailah Singgora. 

Jadi, siapakah mereka? Adakah mereka itu orang Melayu atau orang Thai. Atau orang Thai keturunan Melayu. Atau orang Melayu Thai. Jati diri menjadi tanda tanya. 

Maka dalam hal ini, apakah yang dimaksudkan dengan Melayu Jati..?

Jumat, Juni 08, 2012

Memperingati Tiga Tahun Tragedi Berdarah Masjid Furgon


Insiden penyerangan brutal dengan senapan serbu otomatis yang menewaskan 11 orang dan melukai 19 jamaah Sholat Isya’ di Masjid Al-Furgon, desa Ai-Payea, Distrik Joh AiRong, Narathiwat, pada 8 Juni 2009 lalu tak pelak memperpanjang derita warga Melayu Muslim di Thailand Selatan. Pembantaian itu berlangsung saat Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejajiva sedang membahas upaya penyelesaian kekerasan yang terus berlangsung di Thailand Selatan dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. 

Opini yang selama ini dibangun oleh pemerintah Thailand adalah dengan menarik benang merah pemicu konflik itu yang menurut mereka disebabkan lantaran warga majority Muslim di empat provinsi, yakni Narathiwat, Songkhla, Yala, dan Pattani, berniat melepaskan diri dari Thailand. Sedangkan bagi warga Muslim sendiri, akar masalahnya sebenarnya terletak pada tindakan sewenang-wenang aparat keamanan Thailand yang seringkali menebarkan teror kepada warga etnik Melayu Muslim dan sikap pemerintah Thailand sendiri yang tidak proaktif dan tidak serius menuntaskan masalah ini.

Memperingati Tiga Tahun Tragedi Berdarah Masjid Furgon. Senin malam, sewaktu Isya, sekelompok pria bersenjata (sekitar enam orang) dengan penutup wajah, mengepung masjid dari arah depan dan samping.

Pembantaian dilakukan saat Shalat Isya ditunaikan, tepatnya, pada rakaat kedua, ketika Imam membaca surah Al Fatihah. Berondongan peluru di arahkan ke 50 jamaah yang sedang berjamaah, dari sisi kanan dan kiri masjid, dan mengenai bagian kepala dan perut korban. Dari selongsogn peluru yang berserakan, penembak dipastikan menggunakan senjata M-16. Senjata organik militer Thailand. 

Malam nahas itu menyebabkan, 11 Muslim gugur dan 19 lainya luka-luka cukup parah. Sepuluh Muslim meninggal di lokasi kejadian dan seorang lainnya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit setelah mengalami luka-luka cukup parah. 

Penderitaan yang dialami oleh warga Muslim di Selatan Thailand sebenarnya telah berlangsung selama bertahun-tahun. Warga minority Melayu Muslim tidak bisa hidup tenang karena berada di bawah bayang-bayang kecemasan dan drama kehidupan yang mencekam. Setiap hari mereka selalu dihantui oleh teror dan kekerasan fisik dari tentara Thailand. Mereka merasa asing di negeri sendiri. Karenanya, mereka memimpikan dapat hidup bebas dan menjalankan ibadah menurut agama mereka (Islam) dengan tenang. Sayangnya, mimpi itu masih terkubur sangat dalam. Selatan Thailand bagaikan penjara terbuka dengan wajah seram yang sengaja dibangun oleh pemerintah kolonial Thailand

Setiap saat tentara Kerajaan kolonial Thaiand dapat seenaknya menculik, menyiksa, dan menembak warga etnik Melayu kapanpun mereka mau.


Peristiwa Ai-Payea

Rabu, Juni 06, 2012

Persatuan Mahasiswa Wilayah Yala Demonstrasi Menuntut 3 Orang Mahasiswa yang Ditahan

''Penetapan daerah darurat hanya melahirkan rasa takut. Rasa takut kini kian menjadi dan masyarakat selatan tidak tahu lagi siapa yang harus dipercaya. Ini akan melahirkan efek negatif dalam jangka panjang yang sulit disembuhkan''



Yala- Pada hari Selasa tanggal 4 Juni 2012, Persatuan Mahasiswa Wilayah Yala perbatasan Selatan Thailand pergi menziarahi anggota rakannya yang ditangkap oleh tentera Thailand.

Lebih kurang jam 08,00 am waktu Thailand,
pada tanggal 31 Mei 2012 Tiga orang mahasisiwa dipenjara oleh tentera setempat dengan alasan keamanan. Tiga orang mahasisiwa 1. Sukri Te’ 2. Ilyas Ismail dan 3. Nurman Abdullah. Ketiga adalah anggota aktivis Persatuan Mahasiswa Wilayah Yala. Tiga orang pelajar Muslim ditangkap oleh pihak tentara Thailand

Sekitar 50 orang Persatuan Mahasiswa berdemonstrasi meminta tiga orang yang ditangkap. Tiga  orang Mahasiswa, mereka adalah aktivis pelajar yang seringkali turun lapangan bersama persatuan mahasiswa siswi wilayah Yala. Para para pemuda Mahasiswa Muslim yang berdemonstrasi tersebut membawa beberapa tuntutan kepada aparat keamanan.

Tuntutan mereka adalah; 1. Meminta polis dan tentara bertindak adil dan memberi pejelasan kepada public atas penahann terhadap tersangka. Dan 2. Untuk membuat transparansi dalam benak para siswa untuk mengurangi ambiguitas dan masyarakat untuk menghindari penggunaan kekuatan hukum atau bertindak secara ilegal.

Sebelumnya ini, pada 5 April 2010, enam orang pelajar Muslim dan seorang tukang masak Restoran Warisan ditangkap oleh pihak tentara Thailand dengan tuduhan terlibat dalam aktivitas pengeboman semenjak tahun 2004. Tuduhan tersebut tidak berdasarkan bukti apapun. 

Sekitar 150 orang pelajar aktivis juga berdemonstrasi meminta tujuh orang yang ditangkap supaya pihak polis dan tentara bertindak adil dan segera membebaskan mereka secepat mungkin. Para pelajar berdemonstrasi memohon pihak polis dan tentara menghapuskan tuduhan palsu yang mengatakan pelajar sebagai teroris yang meletupkan bom di selatan Thailand

Enam orang pelajar universitas bekerja di Restoran Warisan pada libur panjang untuk mencari rezeki yang dapat membantu mengurangkan beban keuangan semasa belajar. Penangkapan ini adalah usaha untuk menakut-nakuti gerakan pelajar dala memperjuangkan keadilan dalam konflik Patani.