Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Sabtu, September 21, 2013

PERMAS Memperingati Hari Perdamaian Internasional


"Satu-satunya jalan keluar untuk mengatasi konflik di Selatan Thai perlu mengadakan jajak pendapat pemungutan suara. Karena “Referendum" atau pemungutan suara dapat memuncul keinginan murni dari rakyat Melayu Patani mengenai nasib dan masa depan mereka”

Hari ini (21/9) sejak resolusi Majelis Umum PBB pada 1981 tiap 21 September, Hari Perdamaian Internasional dirayakan di beberpa negara.

Di Thailand, Persatuan Mahasiswa Selatan (PERMAS) di beberapa buah University di Thailand menggelar aksi untuk memperingati Hari Perdamaian Internasional.

Selain itu, mahasiswa menggelar orasi yang mengecam pemerintahan Bangkok yang dianggap tidak peka dalam menciptakan perdamaian di Thailand Selatan.

Para mahasiswa mengikuti pawai memperingati Hari Perdamaian Internasional ini menjadi momentum untuk mengajak dan menyebarkan semangat kedamaian, ketenangan, dan keharmonisan seluruh masyarakat agar gejolak intoleransi konflik di PATANI, Selatan Thailand yang sering terjadi belakangan ini dapat berkurang.

Pada perhimpuanan ini terdapat kain spanduk utama menampilkan dengan tulisan ''Right To Self Determination Of Patani People''.

Menurut para Mahasiswa PERMAS bahwa harapan rakyat Patani adalah menghendaki perdamaian dan rakyat punya hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Satu-satunya demi untuk mencari kedamaian di Selatan. 

Satu-satunya jalan keluar untuk mengatasi konflik yang berkepanjangan di Patani adalah dengan mengadakan jajak pendapat atau pemungutan suara. “Referendum" atau pemungutan suara harus dilakukan, karena pemungutan suara akan memunculkan keinginan murni dari rakyat Melayu Patani mengenai nasib dan masa depan mereka” jelasnya.




















''We Want Peace'' Dapat lihat Clip di: 
http://www.youtube.com/watch?v=5K5__8O81vI
http://www.youtube.com/watch?v=zWyDLFIdGNQ
http://www.youtube.com/watch?v=9EGJVrJQGgA

Sabtu, September 14, 2013

Sepuluh Aparat Kolonial Thailand Tewas

Kolonel polis Wasant Phuangnoi mengatakan sekitar delapan tersangka geriliyawan menembaki empat tentara kolonial Thailand sebuah jalan di desa Kolong Mai daerah Yarang, provinsi Pattani, Thailand, dari dalam truk pick-up, menyebab tiga tentera tewas, Kamis (12/9).

Wasant mengatakan kelompok bersenjata tersebut menyita tiga laras senapan M-16 dari tentara tersebut dan melarikan diri dari tempat itu.




Insiden tersebut terjadi satu hari setelah lima polis tewas dalam serangan serupa di provinsi tetangganya, daerah Thung Yang Deang, Pattani.





Lima petugas polis Thailand tewas pada Rabu 11/09, setelah kendaraan yang mereka tumpangi diserang geriliyawan pembebasan etnis Melayu, di PATANI, Selatan Thailand. Selai membunuh polis para geriliyawan juga menrampas lima senjata yang digunakan petugas.

Sementara, berlaku dua bom meledak di sebuah sekolah di kawasan ibu kota provinsi Yala, Selasa 10/09, menewaskan dua tentara dan melukai sedikit ringan seorang siswa.

Pihak berwenang mengatakan bom pertama diledakkan untuk mengundang tentara datang dan setelah itu baru bom kedua meledak.

"Bom diletakkan di bawah bangku di depan pos penjagaan di dalam sekolah," tutur salah seorang juru bicara militer, Kolonel Pramote Promin.

Dia menuding geriliyawan yang menamakan diri Barisan Revolusi Nasional, BRN, yang mengatur serangan di provinsi Selatan ini.


"Itu pekerjaan BRN yang memiliki obsesi atas serangan," tambahnya.




Lebih dari lima ribu orang telah tewas di tiga provinsi selatan yang majority etnis Melayu sejak pecahnya 'Obor Revolusi' angkatan bersenjata memperjuangkan pembebasan Melayu Patani dari cekaman pemerintah kolonial Siam-Thailand pada tahun 2004.

Perjuangan Pembebasan diri umat Melayu Patani di perbatasan Selatan yang berpenduduk majority etnis Melayu yang dianeksasi kerajaan kolonial Budha Thailand pada 1902 telah ada sejak beberapa dekade.

Hatta, Pemerintah Thailand telah memasuki proses perdamaian dengan kelompok pejuang Barisan Revolusi Nasional (BRN) tahun ini.

Tapi pertumpahan darah selama gencatan senjata selama bulan suci Ramadhan tidak banyak berbuat untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam pembicaraan yang telah macet dalam beberapa pekan terakhir.
Lihat, http://dangerofpatani.blogspot.com/2013/07/gencatan-senjata-ramadhon-berdarah.html,

Pemerintah Thailand mengatakan pihaknya sedang mengkaji tuntutan yang disampaikan secara tertulis oleh BRN dan pembicaraan akan dilanjutkan bulan depan. Lihat, http://dangerofpatani.blogspot.com/2013/05/putaran-kedua-brn-daftar-lima-poin.html,