Right Of Self Determination - Give Back For The PATANIAN Entire Land

Sabtu, Juli 28, 2012

Rakaman CCTV, Empat Tentera Tewas Ditembak Gerilyawan



Di Selatan Thailad hampir tiap hari terjadi serangan senjata dan bom yang tak pernah berhenti. 

Sekitar dua belas orang anggota unit gerilya RKK (Ronda Kumpulan Kecil) Pejuang Kebebasan Patani bersenjata menyerang patroli tentara melakukan rondaan dengan sepeda motor di jalan Moyo-Palas, desa Dua, Distrik Mayo, Propinsi Pattani di Thailand Selatan.

Lihat rakaman CCTV menunjukan gerilyawan menaiki tiga buah trak pik-up menembak mati empat tentara kolonial dan dua tentera cedera pada Sabtu (28/07) pagi.

Sekitar 12 orang gerliya Patani bersenjata menyerang segerombolan 6 anggota tentera yang melakukan rondaan. Empat tentra tewas dan dua yang cedera.

Anggota gerilya juga membawa lari 4 senjata M-16 dan baju kalis peluru milik anggota tentera yang tewas, sebelum mereka melarikan diri.

Dua tentera yang cedera pada sepeda motor yang ketiga tidak dapat lihat pada CCTV.

Insiden itu merupakan kejadian lanjutan setelah serangan bom di Propinsi Yala, pada Rabu (25/07) yang menewaskan lima orang anggota tentera.

Provinsi-provinsi paling selatan yang berbatasan dengan Malaysia itu dulu adalah satu kesultanan Melayu Muslim yang sampai Siam atau Thailand yang berpenduduk majority beragama Budha menganeksasi wilayah itu tahun 1909, yang memicu ketegangan puluhan tahun.









Kamis, Juli 26, 2012

Polis Patroli Kena Ledakan Bom, 5 Tewas 1 Luka Parah



Yala - Serangan bom di desa Upoh - Bakasamea distrik Raman, Provinsi Yala, Thailand selatan menewaskan lima orang polis dan menyebabkan satu orang lagi luka-luka serius.

Ledakan terjadi akibat bom yang disembunyikan di jembatan desa Upoh - Bakasamea pada Rabu, (25/7/2012) dan bom meledak ketika rombongan polis melintasi jembatan.

Ledakan membuat kendaraan yang ditumpangi polis terbalik dan masuk ke sungai di dekatnya. Empat orang polis meninggal dunia seketika.

Satu orang polis meningal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. Polis keenam dilaporkan dalam keadaan kritis di rumah sakit setempat.

Mereka diterjunkan ke lapangan untuk memberikan pengamanan kepada para guru, tapi  polis dan tentera pengaman guru ini yang sering menjadi sasaran serangan.

Ledakan diikuti oleh tembak-menembak antara polis yang selamat dan para penyerang namun penyerang kemudian melarikan diri.

Polis sudah menutup lokasi kejadian dan meminta tambahan personel.

Kepala Kepolisian Daerah Yala, Pirat Boonliang, mengatakan kelompok geriliyawan Runda Kumpulan Kecil (RKK) meledakkan bom dari hutan.

"Mereka membawa lari 6 senjata panjang, 2 senjata pendek dan 3 baju kalis peluru milik polis, sebelum mereka hilangkan diri" katanya. 

Pejuang Kebebsan Patani berada di balik berbagai aksi serangan di tiga provinsi bagian selatan, Pattani, Narathiwat dan Yala, selama delapan tahun terakhir.

Serangan bom dan serangan senjata dengan sasaran tentara sering terjadi di kawasan selatan.

Pemerintah masih memberlakukan keadaan darurat di daerah-daerah yang paling parah dilanda kekerasan.

Pihak berwenang memperingatkan pejuang kemerdekaan Patani kemungkinan meningkat serangan selama bulan suci Ramadan. 

Polis dilaporkan telah lebih dari 10.000 serangan kekerasan di tiga provinsi selatan Yala, Pattani dan Narathiwat sejak awal tahun 2004.

Kekerasan ini diperkirakan menewaskan lebih dari 5.000 jiwa dan melukai hampir 10.000 orang lainnya.

Wilayah selatan Thailand dulunya adalah daerah kesultanan Melayu Patani sampai dianeksasi Bangkok sekitar seabad lalu, dan sejak itu sering muncul serangan antar Pejuang Kebebasan Patani dengan penjajah kolonial Bangkok Siam-Thailand.

Sabtu, Juli 21, 2012

Selatan Thailand Menyambut Ramadhan Dengan Ledakan




Wilayah Thailand selatan masih terus bergolak. Dua warga sipil terbunuh dan empat orang lain terluka dalam serangan bom dan penembakan di kawasan tersebut. Juru bicara militer, Jumat (20/7) menyatakan insiden terjadi tepat di awal bulan suci Ramadhan.

Seorang penjaga keamanan berusia 25 tahun ditembak mati oleh sejumlah pria bersenjata di Provinsi Pattani, pada Kamis (19/7) pagi. Sementara korban lain, yakni pria berusia 39 tahun terbunuh dalam serangan bom pinggir jalan di kawasan Yala. Serangan itu juga juga membuat satu orang terluka akibat serpihan bom.





Sementara sebuah ledakan bom di selatan Thailand sedikitnya mencidera parah tujuh tentera yang sedang berpatroli. Di Narathiwat, desa Jenong Beso distrik Tanyong Mas, hari ini (20/7) bom yang berkekuatan 20 kilogram meledak di salah satu jalan raya Tanjong Mas - Semok, provinsi Narathiwat selatan Thailand. Ledakan bom tersebut menyebabkan kerusakan Kendaraan lapis baja.






Kamis, Juli 19, 2012

Pos Tentara Kolonial Siam-Thailand Diserang Gerilyawan Patani, 5 Orang Tewas


Lima orang tewas setelah gerilyawan melancarkan serangan mendadak di sebuah pos militer di provinsi Narathiwat, perbatasan negeri Kelantan Malaysia.

Saksi mengatakan kepada polis bahwa setidaknya 30 pria bersenjata - menaiki dua truk pickup dan empat sepeda motor, dan dipersenjatai dengan senapan M-16 serbu, M-79 peluncur granat, dan senjata kaliber 11 mm - telah melakukan serangan di distrik Ruso, Narathiwat. Bangkok Post melaporkan.

Kedua belah pihak terlibat baku tembak.  Petugas polis di Ruso Letnan Sithanon Samlee Rabu kemarin (18/7) mengatakan pasukan keamanan menerima laporan adanya tembak-menembak di daerah itu sekitar pukul 6:50 waktu setempat Selasa lalu.

Polis segera mengirimkan pasukan ke daerah itu dan gerilyawan membakar ban di jalan untuk menghentikan mereka dari mencapai tempat kejadian. 

Penduduk desa mengatakan seorang tentara, dua warga desa dan dua gerilyawan tertembak mati dalam pertempuran. Tiga tentara dan dua warga sipil cedera dalam serangan tersebut.

Polis percaya bahwa serangan itu adalah hasil kerja kelompok Pejuang Kebebasan Patani yang sama yang menyerang sebuah pos militer di Narathiwat distrik Rangae pada Januari 2011 yang menewaskan empat tentara.   

Kekerasan berlanjut di tiga provinsi perbatasan selatan Yala, Pattani dan Narathiwat sejak tahun 2004, menyebabkan lebih 5.000 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka, termasuk warga, pegawai pemerintah dan orang-orang yang dicurigai gerilyawan. 

Pemerintah Thailand tampak kesulitan mengatasi pemberontakan di Thailand Selatan yang majority penduduknya Melayu Muslim itu. Sejauh ini, pemerintah sudah mengirim 60.000 tentara dan polis. 

Wilayah selatan dulunya adalah sebuah daerah kesultanan suku Melayu yang Islam sampai Siam-Thailand yang berpenduduk majority Buddha mencaploknya tahun 1909, yang memicu aksi perlawanan selama puluhan tahun terhadap negara itu.