Lagi, Aparat keamanan colonial Thailand menjadi sasaran serangan Pejuang
Kebebasan Patani.
Bom mobil di Thailand selatan menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 40 orang lainnya, Jumat 21 September.
Sebelum ini Selasa (18/9), Partai Demokrat Oposisi Abhisit Vejjajiwa dangan Kerajaan Partai Pheu Thai Perdana Menteri Yingluck bersama mengumpulkan kekuatan menangani masalah di daerah rawan Selatan Thailand. Serangan ini satu cabaran baru kerajaan mengusahakan langkah menangani situasi rumit.
Kepolisian Thailand mengatakan ledakan terjadi di kota Sai Buri, provinsi Patani tidak lama setelah sekelompok Unit RKK (Ronda Kumpulan Kecil) bersenjata menyerang toko emas sehingga banyak aparat keamanan yang bergerak menuju lokasi.
"Sampai saat ini terdapat enam korban tewas termasuk petugas paramiliter" kata seorang pejabat rumah sakit daerah Sai Buri. Ia mengatakan, 14 korban yang cedera berada dalam kondisi kritis.
Sementara itu, polis setempat mengkonfirmasi angka kematian itu dan mengatakan, 37 orang cedera di mana 25 di antaranya adalah warga sipil yang ceera ringan.
Sedikitnya enam orang terbunuh dan 40 lain terluka setelah sebuah mobil meledak di kawasan sibuk pusat perbelanjaan di Thailand Selatan. Kawasan itu dikenal paling rentang mengalami serangan.
Perawat rumah sakit kewalahan menolong para korban yang dilarikan ke rumah sakit terbesar kota Sai Buri. Darah korban berceceran di lantai rumah sakit ketika tubuh korban tewas dibawa masuk.
"Ada enam korban tewas saat ini," ujar pejabat Kementrian Kesehatan menurut konfirmasi rumah sakit local.
Sementara 41 lain teluka baik akibat serpihan bom ataupun luka bakar,' ujarnya. Di antara korban luka, 19 di antaranya mengalami cedera serius dan telah dibawa untuk dirawat ke rumah sakit provinsi lebih besar.
Kepala Polis Saiburi Kraisorn Wisitwong mengatakan melihat cara unit geriliyawan itu melakukan serangan penyerangan itu direncanakan dengan baik. Penyelidikan lebih lanjut sedang digelar polis.
Seorang juru bicara Angkatan Darat Thailand mengatakan tembakan ke arah toko emas di pusat kota Sai Buri terjadi tidak lama setelah sembahyang Jumat. Menurutnya, bom diledakkan setelah pasukan keamanan tiba di lokasi penembakan.
Ledakan menimbulkan korban jiwa dan menghancurkan sejumlah gedung di sekitarnya.
Wartawan BBC di Bangkok, Jonathan Head, melaporkan taktik serangan seperti itu sering digunakan oleh gerakan gerilyawan.
Tercetus kembali Obor Revolusi rakyat Patani pada than 2004 menuntut hak kebebsan, hak keadilan di wilayah selatan yang majority penduduknya Melayu beragama Islam telah merenggut lebih dari 5.000 nyawa dari warga Melayu maupun warga Siam sejak berkobar lagi pada 2004.
Pemerintah Thailand, kata Jonathan Head, telah meluncurkan prakarsa untuk mengakhiri konflik, antara lain dengan menggunakan pendekatan militer dan pendekatan negosiasi tetapi sejauh ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Seorang jurubicara militer di Selatan, Kolonel Pramote Prom-in mengklaim bahwa bom tersebut, yang memicu kebakaran yang menghancurkan tujuh buah toko dan sepuluh toko lain sedikit kehagusan. Seragan ini dimaksudkan sebagai peringatan kepada penduduk setempat untuk tidak berbicara dengan pasukan keamanan setelah hampir 100 tersangka yang mengaku dirinya pejuang "menyerah" pekan lalu.
"Para geriliyawan Patani tidak ingin solusi damai (untuk mengakhiri konflik) sehingga mereka untuk tidak ingin berpihak dengan pemerintah," kata Kolonel Pramote. "Tapi itu tidak akan mempengaruhi upaya pemerintah."
Dalam menanggapi meningkatnya kekerasan selama musim panas, pihak berwenang mengatakan mereka telah memperbarui pembicaraan damai dengan para pemimpin pejuag.
"Jangan menyebutnya negosiasi ... tetapi ada pembicaraan untuk mencapai perdamaian yang merupakan kebijakan pemerintah yang penting," kata Wakil Perdana Menteri Yutthasak Sasiprapa pada bulan Agustus.
Tetapi demikian serangan dari Pejuang Kebebasan Patani terus berlanjut.
Para analis mengatakan kisi dari Pejuang Kebebasan Patani yang beroperasi di hutan subur dan di desa mau ke bandar di tiga provinsi selatan menggunakan taktik semakin canggih untuk melakukan serangan terkoordinasi.
Puluhan anggota pasukan keamanan Thailand telah tewas dalam beberapa pekan terakhir dalam penyergapan dan bom pinggir jalan.
Bom mobil di Thailand selatan menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 40 orang lainnya, Jumat 21 September.
Sebelum ini Selasa (18/9), Partai Demokrat Oposisi Abhisit Vejjajiwa dangan Kerajaan Partai Pheu Thai Perdana Menteri Yingluck bersama mengumpulkan kekuatan menangani masalah di daerah rawan Selatan Thailand. Serangan ini satu cabaran baru kerajaan mengusahakan langkah menangani situasi rumit.
Kepolisian Thailand mengatakan ledakan terjadi di kota Sai Buri, provinsi Patani tidak lama setelah sekelompok Unit RKK (Ronda Kumpulan Kecil) bersenjata menyerang toko emas sehingga banyak aparat keamanan yang bergerak menuju lokasi.
"Sampai saat ini terdapat enam korban tewas termasuk petugas paramiliter" kata seorang pejabat rumah sakit daerah Sai Buri. Ia mengatakan, 14 korban yang cedera berada dalam kondisi kritis.
Sementara itu, polis setempat mengkonfirmasi angka kematian itu dan mengatakan, 37 orang cedera di mana 25 di antaranya adalah warga sipil yang ceera ringan.
Sedikitnya enam orang terbunuh dan 40 lain terluka setelah sebuah mobil meledak di kawasan sibuk pusat perbelanjaan di Thailand Selatan. Kawasan itu dikenal paling rentang mengalami serangan.
Perawat rumah sakit kewalahan menolong para korban yang dilarikan ke rumah sakit terbesar kota Sai Buri. Darah korban berceceran di lantai rumah sakit ketika tubuh korban tewas dibawa masuk.
"Ada enam korban tewas saat ini," ujar pejabat Kementrian Kesehatan menurut konfirmasi rumah sakit local.
Sementara 41 lain teluka baik akibat serpihan bom ataupun luka bakar,' ujarnya. Di antara korban luka, 19 di antaranya mengalami cedera serius dan telah dibawa untuk dirawat ke rumah sakit provinsi lebih besar.
Kepala Polis Saiburi Kraisorn Wisitwong mengatakan melihat cara unit geriliyawan itu melakukan serangan penyerangan itu direncanakan dengan baik. Penyelidikan lebih lanjut sedang digelar polis.
Seorang juru bicara Angkatan Darat Thailand mengatakan tembakan ke arah toko emas di pusat kota Sai Buri terjadi tidak lama setelah sembahyang Jumat. Menurutnya, bom diledakkan setelah pasukan keamanan tiba di lokasi penembakan.
Ledakan menimbulkan korban jiwa dan menghancurkan sejumlah gedung di sekitarnya.
Wartawan BBC di Bangkok, Jonathan Head, melaporkan taktik serangan seperti itu sering digunakan oleh gerakan gerilyawan.
Tercetus kembali Obor Revolusi rakyat Patani pada than 2004 menuntut hak kebebsan, hak keadilan di wilayah selatan yang majority penduduknya Melayu beragama Islam telah merenggut lebih dari 5.000 nyawa dari warga Melayu maupun warga Siam sejak berkobar lagi pada 2004.
Pemerintah Thailand, kata Jonathan Head, telah meluncurkan prakarsa untuk mengakhiri konflik, antara lain dengan menggunakan pendekatan militer dan pendekatan negosiasi tetapi sejauh ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Seorang jurubicara militer di Selatan, Kolonel Pramote Prom-in mengklaim bahwa bom tersebut, yang memicu kebakaran yang menghancurkan tujuh buah toko dan sepuluh toko lain sedikit kehagusan. Seragan ini dimaksudkan sebagai peringatan kepada penduduk setempat untuk tidak berbicara dengan pasukan keamanan setelah hampir 100 tersangka yang mengaku dirinya pejuang "menyerah" pekan lalu.
"Para geriliyawan Patani tidak ingin solusi damai (untuk mengakhiri konflik) sehingga mereka untuk tidak ingin berpihak dengan pemerintah," kata Kolonel Pramote. "Tapi itu tidak akan mempengaruhi upaya pemerintah."
Dalam menanggapi meningkatnya kekerasan selama musim panas, pihak berwenang mengatakan mereka telah memperbarui pembicaraan damai dengan para pemimpin pejuag.
"Jangan menyebutnya negosiasi ... tetapi ada pembicaraan untuk mencapai perdamaian yang merupakan kebijakan pemerintah yang penting," kata Wakil Perdana Menteri Yutthasak Sasiprapa pada bulan Agustus.
Tetapi demikian serangan dari Pejuang Kebebasan Patani terus berlanjut.
Para analis mengatakan kisi dari Pejuang Kebebasan Patani yang beroperasi di hutan subur dan di desa mau ke bandar di tiga provinsi selatan menggunakan taktik semakin canggih untuk melakukan serangan terkoordinasi.
Puluhan anggota pasukan keamanan Thailand telah tewas dalam beberapa pekan terakhir dalam penyergapan dan bom pinggir jalan.