Penegak hukum kerap kali bersikap tidak adil. Apalagi jika kasus hukum melilit rakyat etnis Melayu di selatan Thailand. Seperti tajam ke bawah, tumpul ke atas.
Alangkah lucunya negeri ini. Apalagi soal penegakan hukum. Seringkali rasa keadilan jauh dirasakan oleh masyarakat etnis Melayu di Selatan Thailand.
Kinerja aparat tentera kembali disorot. Kali ini, tentara dituding telah menyalahi prosedur penanganan kasus, dengan menangkap seseorang guru muslimah tanpa ada bukti jelas.
Hal ini dialami seorang guru Muslimah Tadika (TK) bernama Fadilah warga dari Desa 6 Kabupaten Kho Pho propinsi Pattani yang sudah ditahan aparat tentara pada senin (22/04).
Pada hari ini Selasa (24/04), organisasi Permas (Persatuan Mahasiswa Se-Patani), Mahasiswa dan guru-guru TK menggelar aksi demonstrasi menuntut pembebasan tahanan guru tadika (TK). Mereka menggelar aksi damai di masjid jamek propinsi Yala.
Demontrasi ini sekitar 500 orang menuntut keadilan atas guru TK yang ditahan untuk diinterogasi oleh angkatan darat 41 Yala.
Guru TK muslimah ditangkap dan dijebloskan dalam penjara tentara meski tidak melakukan tindakan kriminal apapun.
Dalam aksinya para demonstran mengangkat sejumlah poster bernada protes dan tuntutan. Di antaranya berbunyi – Guru TK bukan penjahat, jangan buat jahat pada guru - Kedamaian takkan lahir selagi kerajaan Thai mencurigai guru kami dan masih banyak lagi ungkapan dari poster itu.
"Kami terus terang kecewa dengan kinerja aparat tentara, kenapa seorang guru TK muslimah ditahan sewaktu mereka mengadakan kamp kepada murid-muridnya. Entah apa alasan mengapa pihak tentara menahan guru ini. Jika aparat penegak hukum tidak mampu bersikap adil, maka akan muncul pengadilan baru. kami akan melakukan pengadilan jalanan, ujar seorang peserta demontrasi.
Apapun terjadi, sering kali dalam prosesnya, penegak hukum kerap kali bersikap tidak adil. Apalagi jika kasus hukum melilit rakyat etnis Melayu di selatan Thailand. Seperti tajam ke bawah, tumpul ke atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar