Seorang guru wanita (TK) ditahan oleh pihak
pemerintah militer tanpa bukti kukuh. Guru muslimah yang bernama Padila Soman ditahan
untuk soalsiasat. Srikandi ini ditahan sewaktu mengadakan kamp kepada
murid-muridnya.
Pihak Mahasiswa dan aktivis HAM menuntut penjelasan
alasan penahan Saudari Padila. Mereka telah ke Unit Khusus 42 di mana Padila
ditahan. Pihak militer menolak mengizinkan dari keluarga Padila yang ingin menemui
anaknya dengan alasan 'tersangka' sedang diinterogasi.
Pada jam 10.00 pagi 20 April ini asosiasi
pelajar serta organisasi aktivis HAM mengunjungi pangkalan Unit Khusus 42 di
mana Saudari Padila Soman ditahan dan menuntut agar penjelasan atas penangkapan
yang leluasa ini. Namun, petugas di unit khusus tersebut menolak memberi
keterangan dengan alasan bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan atas
'tersangka'.
Penangkapan guru muslimah tadika ini kemungkinan
besar penangkapan secara acak yang dilakukan oleh pemerintah secara
berkelanjutan.
Terdapat lebih dari 80 kasus yang terkait
dengan pergolakan di Selatan telah dibuang oleh pengadilan karena buktinya
tidak cukup. Statistik ini menunjukkan betapa petugas keamanan, termasuk pihak
militer, ranger dan polis melakukan penangkapan penduduk lokal tanpa bukti,
semata-mata untuk menunjukkan kekuatan mereka.
Tidak heran penduduk lokal menyindir pejabat
keamanan yang 'hanya pandai menangkap kambing-kambing hitam, sementara
harimau-harimau masih berkeliaran di dalam hutan'.
Dapat lihat clip Mahasiswa, aktivis HAM dan guru tadika kunjungi ke Kem tentera di: http://www.youtube.com/watch?v=B-4C--hV3IY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar