Seorang marinir Thailand
diculik dan dibunuh di Thailand
selatan, diduga untuk membalas serangan militer yang menewaskan sejumlah
gerilyawan belum lama ini, kata seorang juru bicara militer, Rabu (3/4).
Mayat mangsa diselimut dengan bendera Siam |
Maela Tolu, prajurit Muslim (24) yang bertugas di satu
pangkalan militer, menjadi mata-mata kerajaan untuk mencari informasi tentang
gerilyawan diculik dari rumahnya di daerah Resok oleh delapan pria bersenjata
pada Senin petang, kata istrinya kepada polis lokal di Narathiwat, salah satu dari
beberapa provinsi di dekat perbatasan Malaysia .
Mayatnya ditemukan di satu jalan desa Beluka Semok di
distrik Bacok berdekatan Serangan Fajar, Tujuh Belas Angkatan Geriliyawan
Patani Gugur, Selasa malam.
"Matanya ditutup dengan kain, tangannya diikat ke
belakang dan ia ditembak kepala dua kali ," kata juru bicara komando
daerah militer selatan Kolonel Pramote Promin.
Ia mengatakan penculikan yang jarang terjadi dapat dikaitkan
dengan serangan nekad yang tidak biasa terjadi Februari pada Serangan
Fajar, Tujuh Belas Angkatan Geriliyawan Patani Gugur menyerbu sebuah pangkalan militer
Thailand di kawasan selatan yang bergolak Rabu (13/2/2013) lalu. Marinir, yang
memperoleh petunjuk lebih dulu, membalas serangan itu, dan menewaskan 16
gerilyawan. Banyak juga para
pejabat Muslim yang ikutan-ikutan menjadi SB (special brain) atau mata-mata. Tak
heran, jika orang-orang seperti ini kerap menjadi sasaran penembakan para
gerilyawan.
"Kami
tidak 100 persen yakin bahwa ini adalah satu serangan balasan --kami masih mengumpulkan
para saksi mata dan bukti forensik-- tetapi semula kami yakin bahwa itu adalah
pekerjaan gerilyawan," katanya.
Sementara
peperangan nakad di Selatan Thailand itu terus terjadi walaupun ada perundingan
perdamaian belum lama ini antara Thailand dan BRN (Barisan Revolusi Nasional) di
Kuala Lumpur Malaysia.
Lebih dari 5.500
orang tewas dalam sembilan tahun pertumpahan darah di daerah-daerah paling
selatan --yang berpenduduk etnis Melayu Muslim.
Rupanya, daerah yang merupakan bagian dari Kesultanan Melayu
PATANI itu pernah dilanda aksi pemboman dan peledakkan setiap hari pada tahun 1909.
Kemudian berhasil direda oleh militer Thailand . Dan, kini insiden masa
silam itu kembali terulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar