Dua tentara
kolonial Thailand dari satuan perlindungan guru luka parah akibat bom yang
meledak Selasa (06/03) pagi ketika mereka sedang berpatroli jalan kaki di Jalan
Kuwa-Thamnob di Kabupaten Krong Pinang, Provinsi Yala selatan.
Kedua tentara, yang diidentifikasi sebagai Sersan Mayor Preecha Kongpakdi (52) dan Kopral Thongchai Boonchuay (23) mengalami luka parah karena pecahan peluru menembus kepala dan badan mereka.
Mereka kemudian dirawat di Rumah Sakit Yala.
Penyelidikan awal polis menunjukkan bahwa pelaku meledakkan bom rakitan (IED), yang tersembunyi di tempat pembuangan sampah di pinggir jalan ketika sembilan tentara dari unit perlindungan guru berpatroli di Jalan Kuwa-Thamnob.
Polis mengatakan bom rakitan diduga berbobot antara tiga sampai lima kilogram tetapi tidak tahu bagaimana itu diledakkan.
Pejuang Kemerdekaan Melayu Patani dipersalahkan atas kejadian tersebut.
Sejak kebangkitan tercetus kembali 'Obor Revolusi' Patani Merdeka pada Januari 2004, lebih dari 11.000 insiden kekerasan terjadi di provinsi-provinsi selatan Yala, Pattani dan Narathiwat.
Secara keseluruhan lebih dari 5.200 orang telah tewas dalam insiden kekerasan. Provinsi-provinsi tersebut yang beretnis Melayu, dulunya adalah wilayah Kerajaan Kesultanan Melayu Patani sebelum dianeksasi oleh Bangkok pada tahun 1909. Sejak itu sering terjadi konflik pertumpahan darah dan ketegangan membara sejak itu, dengan kebencian yang berjalan makin mendalam di antara etnis Melayu setempat tentang keberadaan dan pelaksanaan pasukan keamanan yang bertindak diskriminasi terhadap warga Melayu setempat.
Kedua tentara, yang diidentifikasi sebagai Sersan Mayor Preecha Kongpakdi (52) dan Kopral Thongchai Boonchuay (23) mengalami luka parah karena pecahan peluru menembus kepala dan badan mereka.
Mereka kemudian dirawat di Rumah Sakit Yala.
Penyelidikan awal polis menunjukkan bahwa pelaku meledakkan bom rakitan (IED), yang tersembunyi di tempat pembuangan sampah di pinggir jalan ketika sembilan tentara dari unit perlindungan guru berpatroli di Jalan Kuwa-Thamnob.
Polis mengatakan bom rakitan diduga berbobot antara tiga sampai lima kilogram tetapi tidak tahu bagaimana itu diledakkan.
Pejuang Kemerdekaan Melayu Patani dipersalahkan atas kejadian tersebut.
Sejak kebangkitan tercetus kembali 'Obor Revolusi' Patani Merdeka pada Januari 2004, lebih dari 11.000 insiden kekerasan terjadi di provinsi-provinsi selatan Yala, Pattani dan Narathiwat.
Secara keseluruhan lebih dari 5.200 orang telah tewas dalam insiden kekerasan. Provinsi-provinsi tersebut yang beretnis Melayu, dulunya adalah wilayah Kerajaan Kesultanan Melayu Patani sebelum dianeksasi oleh Bangkok pada tahun 1909. Sejak itu sering terjadi konflik pertumpahan darah dan ketegangan membara sejak itu, dengan kebencian yang berjalan makin mendalam di antara etnis Melayu setempat tentang keberadaan dan pelaksanaan pasukan keamanan yang bertindak diskriminasi terhadap warga Melayu setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar