Data dari hasil riset Universitas Songkla, Thailand, menunjukkan
kekerasan di wilayah selatan Negeri Gajah Putih itu, dari hari ke hari,
cuma menghasilkan mayat. Pada Januari 2012, misalnya, 33 orang mati dan
41 lainnya terluka pada 55 insiden kekerasan.
Menurut warta Bangkok Post
pada Jumat (3/2/2012), kekerasan di situ meliputi bom mobil, motor,
maupun pinggir jalan. Bentuk lainnya adalah penculikan, penganiayaan,
hingga penembakan.
Para korban tewas itu, rinciannya
adalah 17 Warga Desa, 4 Kepala Desa, 4 Sukarelawan, 3 Tentara, 2 Pegawai
Negeri, 1 Polis, 1 Staf Pimpinan Desa, serta 1 Remaja berusia 15 tahun.
Lalu,
korban luka termasuk 16 Tentara, 14 Warga Desa, 6 Sukarelawan, 1 Guru, 1
Murid Sekolah, 1 Kepala Desa, 1 Pegawai Negeri, dan 1 Orang Remaja.
Sementara, belum ada data korban di pihak Geriliya Patani.
Sejak
tercetus 'Obor Revolusi Kemerdekaan Patani' di Selatan pada 2004,
11.000 kekerasan terjadi. Konflik tindak kekerasan itu terjadi di
Provinsi Yala, Pattani, dan Narathiwat. Total jumlah korban tewas sejak
konflik mulai adalah 5.000 orang. Total jumlah korban luka ada 8.000
orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar