Raja Abdullah dari Arab Saudi menyerukan pertemuan darurat pada 14-15 Agustus ini bahas nasib kelompok minority Muslim.
Pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Makkah, Arab Saudi, akan
membahas minority Muslim yang tinggal di negara-negara nonanggota. Raja Abdullah dari Arab Saudi pekan
lalu menyerukan pertemuan darurat pada 14-15 Agustus ini. Nasib kelompok minority
Muslim terkadang sangat memprihatinkan. Menteri Luar Negeri Indonesia Marty
Natalegawa menyatakan persoalan itu kemungkinan merupakan salah satu agenda
yang bakal dibicarakan. “Secara rutin hal ini diungkap dalam setiap pertemuan,”
katanya di Jakarta, Senin (30/7).
Secara spesifik, jelas
Marty, mengarah pada kondisi dan perilaku pemerintahan sebuah negara non-OKI
dalam memperlakukan warganya yang Muslim. Sejumlah kasus terjadi pada komunitas
Muslim, seperti di etnis Melayu muslim di Thailand selatan dan Filipina
selatan. Terakhir, kekerasan dan diskriminasi yang menimpa Muslim Ro hingya di
Myanmar.
Ketua Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan pertemuan OKI mesti menghasilkan solusi
efektif dalam menangani persoalan yang dihadapi kaum minority itu.
Jangan sampai mereka tertindas,
baik dalam menjalani kehidupannya maupun menunaikan kewajiban agamanya. “Paling klasik
adalah Palestina,” katanya menegaskan. Seharusnya, ada formula baru yang
dirumuskan OKI untuk memosisikan umat Islam lebih kuat di pergaulan dunia.
Kekuatan dunia Islam tentu akan melahirkan kebaikan bagi semua umat Islam meski
mereka bukan majority di sebuah negara. Ia menambahkan, di Eropa Islam menjelma
sebagai agama yang kian berkembang.
Negara yang mereka tinggali
memang ada yang memberikan kebebasan bagi mereka menunaikan ajaran agamanya.
Sayangnya, tak jarang pula ada diskriminasi, termasuk dalam pekerjaan dan
pembangunan rumah ibadah. Kalau mereka mengklaim menghormati hak asasi manusia
tentu tak ada hambatan yang diterapkan pada komuniti Muslim. Di sisi lain,
dalam bidang politik mereka masih belum sepenuhnya memperoleh keleluasaan.
Haedar berharap perhelatan di OKI ini memicu pula persatuan negara-negara
Muslim, khususnya negara Arab.
Menteri
Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal menyatakan isu persatuan negara
Muslim diangkat. Dunia Islam dinilainya kini di ambang perpecahan dan mesti ada
langkah yang segera ditempuh untuk membangun persatuan, dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi setiap negara Muslim. Ia mengatakan, Kerajaan Arab Saudi sudah
mengirimkan undangan kepada kepala negaranegara anggota OKI untuk menghadiri
pertemuan.
Sumber: www.dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar