Jenderal Prayuth Chan-ocha, Perdana Menteri Thailand, bisa pandai bersumpah akan mengakhiri konflik di tahun depan, namun belum mengatakan bagaimana ia akan melakukannya. Disebalik papan, pemerintah kudeta Janderal mendistribusi senjata, seperti kayanya peperangan ini akan terus berlanjut.
Jangan Terpancing Policy Adu Domba .. !!
Tentara Thailand mendistribusikan 2.700 senapan serbu kepada para relawan untuk warga desa yang majority Melayu di wilayah Selatan Thailand.
Kebijakan itu muncul di tengah meningkatnya konflik di provinsi-provinsi majority etnis Melayu. Namun, kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa mempersenjatai warga sipil hanya akan memperburuk situasi.
Pemerintah yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun ini, dengan omong kosong mengklaim bahwa mereka akan membawa perdamaian di kawasan itu.
Menurut warga tempatan, serangan tembakan yang berlaku akhir ini dilakukan oleh kelompok yang diduga skuad penembak kematian pemerintah terhadap warga desa Melayu merupakan aksi provokasi yang ingin memecah belah persaudaraan bangsa Melayu Patani.
Ada upaya adu domba yang dilakukan oleh aparat tentera tertentu untuk memecah belah persatuan Melayu di Patani.
Dengan menilai serangan keatas warga desa terdiri mereka yang sudah Tua, Ibu, dan kanak-kanak juga merupakan tindakan brutal. Pasalnya, sangat aneh dan terdapat kejanggalan insiden serangan keatas warga desa tidak bersenjata yang mampu berlawan.
Sementara dibeberapa tempat bahgian provinsi Selatan terkibar spanduk yang menjadi biang agak aneh sepertinya adanya ingin numpang tempat untuk membuat unkapan kepada public.
Menghimbau kepada masyarakat Melayu untuk tidak terpancing dengan provokasi kerajaan pemeritah kudeta tersebut. Menilai distribusikan 2.700 senapan serbu untuk warga desa ini merupakan tindakan yang sangat jahat.
Pemerintah colonial Siam-Thailand berani bermain dengan isu bangsa Melayu. Masyarakat Melayu ini kan dalam cinta damai. Kenapa kerajaan Siam sikap seperti ini.
Pada sepanduk terpapar dengan isi tulisan aksara Thai yang berkata: "BAGUNLAH WAHAI BANGSA MELAYU, INI ADALAH PERENCANAAN PEMERINTAH JUNTA MILITER. DENGAN MEMBAGI SENTA + MENAMBAH PASUKAN PERANG = MELAYU MEMBUNUH SAMA SENDIRI".
Menilai dengan itu ada upaya pemerintah penjajah Siam-Thailand cuba mengguna policy adu domba. Pemerintah kudeta guna policy ini dilakukan untuk menimbulkan kekacauan saja. Mengingat isu Melayu menjadi hal yang sensitif di tengah masyarakat Patani.
Warga Melayu berharap kepada masyarakat Melayu mengingatkan jangan terpancing. Hal ini dikarenakan kental akan ada nuansa adu domba sesame Melayu.
Menurut pemerintah, senjata-senjata itu dibagikan kepada pasukan relawan sipil dari warga setempat untuk membantu memerangi pejuang yang disebut “pejuang pro kemerdekaan Patani” oleh pemerintah Siam-Thailand.
Jenderal Prayuth Chan-ocha, Perdana Menteri Thailand, bisa pandai bersumpah akan mengakhiri konflik di tahun depan, namun belum mengatakan bagaimana ia akan melakukannya. Disebalik papan, pemerintah kudeta Janderal mendistribusi senjata, seperti kayanya peperangan ini akan terus berlanjut.
Pemerintah Thailand sebelumnya juga menjanjikan hal yang sama, namun setiap tahunnya penduduk warga Melayu di wilayah Selatan Thailand semakin menderita karena perang yang tidak berkesudahan. Tak jarang, warga yang majority Melayu di Selatan negeri ini selalu menjadi korban dalam serangan brutal aparat tentara kerajaan kudeta.
Kelompok kanan telah mengutuk distribusi senjata tersebut dan mengatakan bahwa hal itu hanya akan meningkatkan kekerasan di wilayah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar