Pemerintah Thailand dituduh melakukan pengkhianatan, kekerasan, kebohongan dan memfitnah orang-orang Bangsa Melayu Patani.
Pejuang Barisan Revolusi Nasional di Selatan Thailand yang berpenduduk majority etnis Melayu mengancam akan menghentikan perundingan perdamaian dengan pemerintah karena pertumpahan darah tetap terjadi selama gencatan senjata Ramadhan.
Dalam video yang diposting di situs YouTube, tiga unit Tentera BRN mengenakan kerudung dan perlengkapan tempur serta memegang senjata otomatis mengatakan Barisan Revolusi Nasional (BRN), salah satu dari gerakan pejuang kemerdekaan Patani, akan menarik diri dari perundingan.
"Para penjajah Thailand telah melakukan pengkhianatan, kekerasan, kebohongan dan memfitnah orang-orang Pattani," kata salah satu dari mereka dalam video yang diposting pada Selasa (06/08) lalu dan telah dikonfirmasi kebenarannya oleh sumber yang dekat dengan para perundingan pada Kamis ini.
Lihat Clip di: http://www.youtube.com/watch?v=8JE9NiawBL8, |
Pengkhianat kerajaan Thailand ini memang sangat disayangkan di tengah upaya pembicaraan di Malaysia antara pemerintah Thailand dan beberapa gerakan pejuang, termasuk BRN itu, yang nyata-nyata telah membangkitkan harapan pada perdamaian.
Sebuah gencatan senjata, seharusnya berlangsung dari 10 Juli - 18 Agustus, untuk menandai bulan suci umat Islam. Sayangnya, serangan militer bayangan kerajaan Thailand mulai lagi setelah beberapa hari dan pengamat lokal mencatat sebanyak 29 orang tewas selama Ramadan yang berakhir Rabu kemarin.
Dalam video itu, Tentera BRN mengatakan pemerintah Thailand telah gagal memenuhi kondisi dari negosiasi.
Bahwa fakta video ini menunjukkan tanda-tanda kekuatan internal dari tubuh BRN, dengan melalui Majlis Syura.
Ini menambahkan bahwa video itu merupakan upaya baru dari BRN untuk menekan Thailand agar memenuhi lima tuntutan kunci BRN yang mencakup bahwa Malaysia akan diberi peran mediator, bukan fasilitator, dalam pembicaraan perdamaian dan anggota lain Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) serta Organisasi Konferensi Islam (OKI) harus terlibat dalam proses perdamaian. Pelepasan semua tahanan dan mengakui bahwa mereka melakukan suatu gerakan pembebasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar