HMI (Himpuanan Mahsiswa Indonesia) aksi mendukung perdamaian Patani.
"Ini adalah gerbang awal bagi kami dalam memperjuangkan menuntut keadilan rakyat Patani. Dan kami akan terus menerus mengaksi sehingga proses kedamaian Patani bergejolak di permukaan dunia. Kami Mendukung Keadilan dan Kami Mendukung Kemerdekaan rakyat Melayu Patani.."
Bandung, Senin 26 Oktober 2015, Ratusan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta mahasiswa Patani bersama mengelar aksi damai memperigati 11 tahun Takbai di gedung merdeka dalam rangka memperigati 11 tahun Tragedi pembantaian massal di Takbai.
Aksi berlangsung pukul 16.30 WIB hingga 17.30 WIB di jalan Asia Afrika depan Gedung Merdeka suana padat dilewati oleh masyarakat kota bandung. Aksi dilalukan dengan kegiatan pokok mimba bebas (orasi), teatrikal dan sosialisasi bagi-bagi selebaran isu dan peristiwa takbai kepada warga kota bandung yang melewati jalan tersebut.
Sambutan di Mimba bebas berorasi hebat ditampilkan oleh juru bicara aksi dan teriakan teriakan-teriakan dengan serentak;
"Hidup Rakyat, Hidup Patani, Bebas Patani, Merdeka Patani"
"Kami akan terus beraksi mendukung Perjuangan keadilan di Patani, dan akan terus menuntut keadilan agar benar-benar terwujud bagi Masyarakat Patani dan mendorong kebebasan Patani dari Penjajah Thailand yang bertindak terhadap masyarakat Patani seperti bukan manusia, kami menyerukan kepada rakyat Indonesia agar Mendukung Perjuangan Patani, Patani adalah saudara kita.! Tutur Apindo Koordinasi lapangan Aksi Damai Memperigati 11 Takbai
"Kami menuntut kepada pemerintah Indonesia Jokowi-Yusuf kalla agar bebas aktif berperan dalam konflik di Patani dan dituntas dengan adil secara hukum sehingga tindakan prikemanusiaan ditanggani dengan manusiawi dan tidak lagi terjadi tindakan-tindakan yang melangar hak asasi manusia oleh pemerintah Thailand terhadap masyarakat Patani" Tuntas Sigit Ketua HMI Komisariat Hukum UNPAD dalam orasi di mimba bebas.
Anggota HMI (ttidak menyebut nama) mengatakan 'Indonesia cinta Keadilan, Indonesia ingin melihat kedamaian dunia, Indonesia tidak mengukung semua sistem Imprialis (penjajahan) Katanya,' maka Patani adalah sebagian negara yang ada didunia yang dizalim dan dianiaya oleh Pemerintah Thailand sehingga bukan lagi manusia dan seharusnya Indonesia lebih peduli kepada saudara kita disana !.
Orasi oleh mahasiswa Patani menuntut dunia internasional dan organisasi internasional agar menangani konflik Patani - Thailand oleh karena Konflik Patani sebenarnya adalah Konflik antara bangsa bukan konflik internal seperti didakwakan oleh pemerintah Thaialand selama ini.
Tragedi pembantaian di Takbai pada 25 Oktober 2004 merupakan tindak pembantai secara kejam oleh pemerintah terhadap warga yang demo menuntut keadilan. Jumlah korban mengikuti data dari Thailand lebih dari 1.400 dalam demo dan terjadi pembantaian mengibatkan massa demo meninggal 85 orang, 58 orang luka berat lebih dari 400 orang cedera luka-luka. Sementara data dari aktivis HAM Malaysia mengukapkan lebih dari 185 jiwa meninggal, lebih dari 1.298 jiwa luka-luka, Adam Mahasiswa Patani ujurnya.
Di kampus UIN Yogyakarta, Mahasisiwa ada gelar diskusi 'Peringati 11 Tahun Tragedi Tak Bai pada Minggu 25 Oktober.
Dalam diskusi itu, Dr. Munawar Ahmad mengatakan kepada mahasiswa agar tetap menjadikan peristiwa Tak Bai tersebut sebagai sebuah pelajaran. Untuk itu, kata dia para mahasiswa harus menjadi orang hebat, pahlawan atas nama anak bangsa serta dapat memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya. Jika ada perjuangan yang hendak dilakukan, dia memperingatkan bahwa perjuangan memerlukan waktu yang tidak singkat.
Di akhir acara, Persekutuan Mahasiswa Patani (Patani Students) mendeklarasikan sikap politiknya terkait dengan tragedi yang sudah berlalu belasan tahun tersebut. Menurutnya tragedi itu dinilai telah terjadinya kasus pelanggaran HAM berat tetapi tak begitu mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan.
Dalam deklarasi itu Mahasiswa Patani mohon kerjasama pada sektor kewarganegaraan Indonesia dan masyarakat internasional yang mencintai perdamaian dan demokrasi, bersama-sama mendorongkan pemerintah Thailand meratifikasikan terhadap kontitusi Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court-ICC) yang telah menandatangani bersepakati bahwa akan mengikuti prosedur dalam manajemen kebijakan dan mencegah pelanggaran HAM dan kejahatan terhadap rakyat untuk menciptakan sebuah badan “Pengadilan Hak Asasi Manusia di Asia Tenggara” untuk kesatuan dalam mekanisme dalam mencegah pelanggaran HAM. Serta bersama-sama mengamati dan mengawasi pelanggaran HAM dan hak berpolitik akibatnya, terancam stabilitas keamanan dan perdamain dunia.
Sementra di ibu kota Jakarta, pada Minggu (25/10) Mahasiswa Patani di Jakarta juga mengadakan Memperingati 11 Tahun Tragedi TAKBAI di Stadium Gelora Bung Karno.
Sumber dari: wartani.com,
bersatunews.com
Di kampus UIN Yogyakarta, Mahasisiwa ada gelar diskusi 'Peringati 11 Tahun Tragedi Tak Bai pada Minggu 25 Oktober.
Dalam diskusi itu, Dr. Munawar Ahmad mengatakan kepada mahasiswa agar tetap menjadikan peristiwa Tak Bai tersebut sebagai sebuah pelajaran. Untuk itu, kata dia para mahasiswa harus menjadi orang hebat, pahlawan atas nama anak bangsa serta dapat memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya. Jika ada perjuangan yang hendak dilakukan, dia memperingatkan bahwa perjuangan memerlukan waktu yang tidak singkat.
Di akhir acara, Persekutuan Mahasiswa Patani (Patani Students) mendeklarasikan sikap politiknya terkait dengan tragedi yang sudah berlalu belasan tahun tersebut. Menurutnya tragedi itu dinilai telah terjadinya kasus pelanggaran HAM berat tetapi tak begitu mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan.
Dalam deklarasi itu Mahasiswa Patani mohon kerjasama pada sektor kewarganegaraan Indonesia dan masyarakat internasional yang mencintai perdamaian dan demokrasi, bersama-sama mendorongkan pemerintah Thailand meratifikasikan terhadap kontitusi Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court-ICC) yang telah menandatangani bersepakati bahwa akan mengikuti prosedur dalam manajemen kebijakan dan mencegah pelanggaran HAM dan kejahatan terhadap rakyat untuk menciptakan sebuah badan “Pengadilan Hak Asasi Manusia di Asia Tenggara” untuk kesatuan dalam mekanisme dalam mencegah pelanggaran HAM. Serta bersama-sama mengamati dan mengawasi pelanggaran HAM dan hak berpolitik akibatnya, terancam stabilitas keamanan dan perdamain dunia.
Sementra di ibu kota Jakarta, pada Minggu (25/10) Mahasiswa Patani di Jakarta juga mengadakan Memperingati 11 Tahun Tragedi TAKBAI di Stadium Gelora Bung Karno.
Sumber dari: wartani.com,
bersatunews.com